Selasa, 27 Juni 2017

Program Sekolah 5 Hari Ternyata Keinginan Presiden Jokowi

Gonjang-ganjing penghapusan pelajaran agama di sekolah dan penerapan sekolah lima hari dalam program pendidikan penguatan karakter yang dicanangkan Mendikbud Muhadjir Effendy akhirnya terpampang jelas. Kebijakan itu ternyata adalah keinginan Presiden Jokowi. Mendikbud mengaku hanya menjalankan apa yang diinginkan Presiden.
Mendikbud, Muhadjir Effendi saat rapat dengan DPR RI.  |  Foto via republika.co.id


BERI.WEB.ID, Gonjang-ganjing penghapusan pelajaran agama di sekolah dan penerapan sekolah lima hari dalam program pendidikan penguatan karakter yang dicanangkan Mendikbud Muhadjir Effendy akhirnya terpampang jelas. Kebijakan itu ternyata adalah keinginan Presiden Jokowi. Mendikbud mengaku hanya menjalankan apa yang diinginkan Presiden.

Dalam rapat di Komisi X DPR RI, Selasa 13 Juni 2017, Muhadjir mengatakan program PPK bagian dari visi misi Presiden Jokowi dalam rangka penguatan karakter. Sebab, dalam Nawacita, untuk pendidikan karaktet porsinya 70 persen di sekolah dasar sampai menengah.

“Ini kebijakan presiden bagian dari program penguatan karakter,” tegasnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, seperti dilansir jawapos.com.

Meskipun bukan idenya, sebagai pembantu presiden, maka dirinya punya kewajiban untuk mengimplementasikan apa yang menjadi visi misi presiden selaku bos nya.

“Ini bukan mau saya. Mau saya, saya sebagai pembantu presiden harus betul-betul bisa melaksanakan apa yang menjadi visi misi presiden,” tambahnya.

Pernyataan itu katanya sama sekali tidak bermaksud untuk membawa-bawa nama Jokowi. “Bukan saya berlindung di Bapak Presiden. Kalau memang ada kesalahan saya pertanggungjawabkan sebagai menteri pendidikan yang membantu beliau. Segala konsekuensi, Insya Allah saya orang yang tidak lari dari tanggung jawab,” tegas Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.

Untuk itu, dia meminta semua pihak khususnya Komisi X DPR untuk mempelajari terlebih dahulu program yang dikeluarkannya itu. Manakala ada yang belum dipahami atau perlu diubah, pasti akan didiskusikan lebih lanjut.

“Kita akan lihat demi kemajuan bangsa. Target kita kita ingin ubah siapkan generasi yang memiliki kompetensi abad 21 yang memiliki karakter kuat,” pungkasnya. (red)


Bacaan lainnya:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar