Sabtu, 20 Juni 2015

Survey McKinsey: E-Mail Jauh Lebih Efektif Dalam Pemasaran Ketimbang Media Sosial


Survey McKinsey: E-Mail Jauh Lebih Efektif Dalam Pemasaran Ketimbang Media Sosial - Survey ini sebenarnya dilakukan tahun 2018 lalu. Namun saya pikir, informasi ini masih cukup relevan disajikan, mengingat email marketing juga menjadi salah satu media pemasaran yang dianggap cukup efektif.

Seperti yang sudah diketahui, upaya pemasaran dalam ranah online saat ini sangat berkaitan erat dengan platform media sosial. Seperti halnya pada Facebook dan Instagram yang terakhir dilaporkan sebagai platform media sosial paling efektif dalam memacu bisnis, sebuah survey terbaru yang dilakukan oleh McKinsey & Company malah mengungkapkan media e-mail nyatanya jauh lebih efektif dalam hal pemasaran online ketimbang platform media sosial.

Menurut survey lembaga konsultan asal Amerika Serikat tersebut, media e-mail “masih” menjadi salah satu strategi pemasaran yang paling efektif dan ampuh untuk menjangkau konsumen bagi para pihak pemasar. Terdengar jadul namun setidaknya itulah data yang diungkapkan oleh McKinsey belum lama ini.

Seperti yang dapat dilihat, grafis kurva di bawah ini menunjukkan tingkat pertumbuhan jangkauan pasar yang dilakukan oleh pemasar dalam berbagai media yakni media e-mail, Facebook, dan juga Twitter.


Terlihat, media e-mail memiliki rasio pertumbuhan yang cukup jauh melampaui Facebook dan Twitter yang hampir terlihat stagnan pada setiap tahunnya. Dalam laporan survei tersebut, tidak berarti McKinsey serta merta “menganjurkan” para pemasar kini untuk membombardir upaya pemasaran lewat surat spam kepada seluruh konsumen, dan juga laporan ini tidak secara gamblang menggambarkan pergeseran tren di konsumen dan pemasar.

Menurut keterangan dalam website resminya, McKinsey mengungkapkan konsumen yang mengakses link di dalam e-mail akan memiliki kemungkinan untuk melakukan pembelanjaan tiga kali lebih besar dibanding dengan melalui media sosial. Di sisi lain, McKinsey juga menyoroti perilaku pengguna yang kini dianggapnya lebih sering untuk mengecek e-mail setiap harinya dibanding dengan kondisi sekitar lima tahun lalu yang kala itu pengguna mungkin saja baru mengecek e-mail setiap satu bulan sekali. Selain itu, McKinsey juga menganggap penyebaran strategi pemasaran lewat e-mail jauh lebih personal ketimbang di media sosial.

Fakta baru ini cukup menarik, di kala platform media sosial kini sedang digandrungi dan dianggap oleh banyak pelaku pasar, fakta yang muncul malah justru menunjukkan teknologi sederhana dari sebuah e-mail dinyatakan sebagai media pemasaran yang jauh lebih efektif dibanding media sosial. Hal itu tentu bisa jadi akan menggeser tren dan perilaku pemasaran di kemudian hari. Tapi tunggu dulu, dari apa yang dilaporkan oleh McKinsey tadi, jangkauan riset yang dilakukan masih terfokus pada pasar Amerika Serikat. Lalu bagaimana dengan pasar Indonesia?

Sudah umum diketahui jika platform media sosial membawa perubahan yang cukup drastis dari sudut pandang penggunaan internet di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Dari kondisi tersebut, alhasil platform media sosial selalu berhasil dan diminati oleh banyak pengguna di Indonesia. Nama-nama besar seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, dan segenap aplikasi social mobile messaging telah menganggap Indonesia sebagai salah satu pasar terpenting dari pertumbuhannya.

Di Indonesia sendiri, tampaknya penyebaran komunikasi pemasaran hingga saat ini masih mengandalkan platform media sosial yang merupakan tempat banyak orang berkumpul, dan hal itu jelas merupakan peluang yang menjanjikan bagi pihak pemasar. Dengan begini, survey yang dilakukan oleh McKinsey tadi mungkin saja belum berpengaruh apa-apa terhadap Indonesia, namun pertanyaannya adalah apakah nantinya Indonesia juga akan mengalami kondisi yang serupa?

[grafis: McKinsey & Company]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar