SEKITAR 21.179 orang telah tewas di Suriah selama 2017. Demikian laporan Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia seperti dilansir islammemo.cc seperti dikutip laman hizbut-tahrir.or.id, Sabtu 2 Januari 2017.
Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh jaringan yang mendokumentasikan para korban sejak awal tahun hingga pagi ini (28/12) bahwa “pasukan pemerintah menyebabkan kematian 15. 748 orang, di antaranya 3.704 orang bersenjata, 12.044 warga sipil, termasuk 2.592 anak-anak, dan 1.957 wanita, setidaknya 1.546 orang tewas akibat penyiksaan, termasuk tujuh anak dan empat perempuan,” menurut Aljazeera.
Menurut sumber yang sama, proporsi anak-anak dan perempuan dari total korban tewas di tangan rezim sebanyak 38% dari total korban sipil. Juga korban tewas sejak awal bulan Desember hingga hari ini jumlahnya sekitar 1.793, dan rata-rata sepuluh anak tewas setiap harinya.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa “pasukan Rusia telah membunuh 849 warga sipil, termasuk 199 anak-anak, dan 109 wanita.”
Laporan juga mencatat “132 warga sipil tewas, termasuk 32 anak-anak dan 12 perempuan, serta empat orang karena penyiksaan di tangan pasukan pemerintahan otonomi Kurdi.” Sedang laporan mendokumentasikan “tindakan kelompok militan yang membunuh 2.265 orang.”
Organisasi negara (ISIS) Suriah membunuh 2.098 orang pada tahun 2017, menurut jaringan Suriah melalui (situs jejaring sosial).
Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa korban tewas dari kelompok bersenjata “2.098 orang. Mereka tewas di tangan ISIS, termasuk 732 militan, dan 1.366 warga sipil, di antaranya 149 anak-anak dan 188 wanita, serta delapan orang tewas karena penyiksaan. Sementara Jabhah Al-Nusra telah menewaskan 167 orang, 78 militan oposisi dan 89 warga sipil, di antaranya 13 anak-anak dan 11 wanita, serta sembilan orang yang karena penyiksaan.
Dalam konteks yang sama, laporan mencatat bahwa “1.121 orang tewas oleh kelompok oposisi bersenjata, 49 militan dan 1.072 warga sipil, di antaranya 258 anak-anak dan 181 wanita, serta sembilan karena penyiksaan.”
Pasukan koalisi internasional untuk memerangi ISIS, juga berkontribusi dalam pembunuhan 277 warga sipil, termasuk 87 anak-anak dan 46 wanita.
Laporan itu juga berisi “dokumentasi tewasnya 787 orang, termasuk 168 militan dan 631 warga sipil, di antaranya 113 anak-anak dan 111 wanita, baik mereka tewas karena tenggelam di kapal imigrasi, atau dalam insiden pemboman, yang dalam hal ini jaringan tidak dapat mengkonfirmasi identitas pelakunya, atau di tangan kelompok bersenjata yang tidak diketahui, dan di antara mereka empat orang tewas akibat penyiksaan.”
Di sisi lain, jaringan mengatakan bahwwa “ada kesulitan yang dihadapi timnya dalam mendokumentasikan para korban dari kelompok-kelompok oposisi bersenjata, karena sejumlah besar di front tempur dan tidak dalam kota, sehingga tidak bisa mendapatkan rincian terkait nama, foto dan sebagainya.”
Dan kesulitan lain dalam mendokumentasikan adalah karena “kekuatan oposisi bersenjata terkadang dalam beberapa kasus menyembunyikannya, demi alasan keamanan, atau lainnya. Dengan demikian, apa yang dicatat jauh lebih kecil dari jumlah yang terjadi di lapangan.”
Menurut laporan Hak Asasi Manusia, pertempuran di Suriah telah menyisakan lebih dari 250 ribu orang tewas, sedangkan dokumentasi jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia dalam laporan tahunannya untuk mengingat awal peristiwa di Suriah, yaitu pertengahan Maret 2011, bahwa jumlah pengungsi Suriah di luar negeri lebih dari 5.835.000, dimana lebih dari 50% dari mereka adalah anak-anak, sementara perempuan 35% , dan 15% laki-laki. []
Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh jaringan yang mendokumentasikan para korban sejak awal tahun hingga pagi ini (28/12) bahwa “pasukan pemerintah menyebabkan kematian 15. 748 orang, di antaranya 3.704 orang bersenjata, 12.044 warga sipil, termasuk 2.592 anak-anak, dan 1.957 wanita, setidaknya 1.546 orang tewas akibat penyiksaan, termasuk tujuh anak dan empat perempuan,” menurut Aljazeera.
Menurut sumber yang sama, proporsi anak-anak dan perempuan dari total korban tewas di tangan rezim sebanyak 38% dari total korban sipil. Juga korban tewas sejak awal bulan Desember hingga hari ini jumlahnya sekitar 1.793, dan rata-rata sepuluh anak tewas setiap harinya.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa “pasukan Rusia telah membunuh 849 warga sipil, termasuk 199 anak-anak, dan 109 wanita.”
Laporan juga mencatat “132 warga sipil tewas, termasuk 32 anak-anak dan 12 perempuan, serta empat orang karena penyiksaan di tangan pasukan pemerintahan otonomi Kurdi.” Sedang laporan mendokumentasikan “tindakan kelompok militan yang membunuh 2.265 orang.”
Organisasi negara (ISIS) Suriah membunuh 2.098 orang pada tahun 2017, menurut jaringan Suriah melalui (situs jejaring sosial).
Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa korban tewas dari kelompok bersenjata “2.098 orang. Mereka tewas di tangan ISIS, termasuk 732 militan, dan 1.366 warga sipil, di antaranya 149 anak-anak dan 188 wanita, serta delapan orang tewas karena penyiksaan. Sementara Jabhah Al-Nusra telah menewaskan 167 orang, 78 militan oposisi dan 89 warga sipil, di antaranya 13 anak-anak dan 11 wanita, serta sembilan orang yang karena penyiksaan.
Dalam konteks yang sama, laporan mencatat bahwa “1.121 orang tewas oleh kelompok oposisi bersenjata, 49 militan dan 1.072 warga sipil, di antaranya 258 anak-anak dan 181 wanita, serta sembilan karena penyiksaan.”
Pasukan koalisi internasional untuk memerangi ISIS, juga berkontribusi dalam pembunuhan 277 warga sipil, termasuk 87 anak-anak dan 46 wanita.
Laporan itu juga berisi “dokumentasi tewasnya 787 orang, termasuk 168 militan dan 631 warga sipil, di antaranya 113 anak-anak dan 111 wanita, baik mereka tewas karena tenggelam di kapal imigrasi, atau dalam insiden pemboman, yang dalam hal ini jaringan tidak dapat mengkonfirmasi identitas pelakunya, atau di tangan kelompok bersenjata yang tidak diketahui, dan di antara mereka empat orang tewas akibat penyiksaan.”
Di sisi lain, jaringan mengatakan bahwwa “ada kesulitan yang dihadapi timnya dalam mendokumentasikan para korban dari kelompok-kelompok oposisi bersenjata, karena sejumlah besar di front tempur dan tidak dalam kota, sehingga tidak bisa mendapatkan rincian terkait nama, foto dan sebagainya.”
Dan kesulitan lain dalam mendokumentasikan adalah karena “kekuatan oposisi bersenjata terkadang dalam beberapa kasus menyembunyikannya, demi alasan keamanan, atau lainnya. Dengan demikian, apa yang dicatat jauh lebih kecil dari jumlah yang terjadi di lapangan.”
Menurut laporan Hak Asasi Manusia, pertempuran di Suriah telah menyisakan lebih dari 250 ribu orang tewas, sedangkan dokumentasi jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia dalam laporan tahunannya untuk mengingat awal peristiwa di Suriah, yaitu pertengahan Maret 2011, bahwa jumlah pengungsi Suriah di luar negeri lebih dari 5.835.000, dimana lebih dari 50% dari mereka adalah anak-anak, sementara perempuan 35% , dan 15% laki-laki. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar